Politik    Sosial    Budaya    Ekonomi    Wisata    Hiburan    Sepakbola    Kuliner    Film   

PROSA BARU - SASTRA LAMA DAN SASTRA BARU

PROSA BARU

Yang tergolong prosa baru adalah roman, novel, cerpen, biografi, drama, kritik, dan esai.

Roman à Bentuk prosa baru yang mengisahkan kehidupan pelaku utamanya dengan segala suka dukanya. Dalam roman, pelaku utamanya sering diceritakan mulai dari masa kanak-kanak sampai dewasa atau meninggal dunia. Berdasarkan kandungan isinya, roman dibedakan atas beberapa macam, antara lain sebagai berikut:
1. Roman bertendens, yang di dalamnya terselip maksud tertentu, atau yang mengandung pandangan hidup yang dapat dipetik oleh pembaca untuk kebaikan. Contoh:
Layar Terkembang oleh : Sutan Takdir Alisyahbana.
Salah Asuhan oleh: Abdul Muis.
Darah Muda oleh: Adinegoro.
2. Roman sosial, memberikan gambaran tentang keadaan masyarakat. Biasanya yang dilukiskan mengenai keburukan-keburukan masyarakat yang bersangkutan. Contoh:
Sengsara Membawa Nikmat oleh: Tulis St. Sati.
Neraka Dunia oleh: Adinegoro.
3. Roman sejarah, yaitu roman yang isinya dijalin berdasarkan fakta historis, peristiwa-peristiwa sejarah, atau kehidupan seorang tokoh dalam sejarah. Contoh:
Hulubalang Raja oleh: Nur St. Iskandar.
Tambera oleh: Utuy Tatang Sontani.
Surapati oleh: Abdul Muis.
4. Roman psikologis, yaitu roman yang lebih menekankan gambaran kejiwaan yang mendasari segala tindak dan perilaku tokoh utamanya. Contoh:
Atheis oleh: Achdiat Kartamiharja.
Katak Hendak Menjadi Lembu oleh: Nur St. Iskandar.
Belenggu oleh: Armijn Pane.
5. Roman detektif, yang isinya berkaitan dengan kriminalitas. Dalam roman ini yang sering menjadi pelaku utamanya seorang agen polisi yang tugasnya membongkar berbagai kasus kejahatan. Contoh:
Mencari Pencuri Anak Perawan oleh: Suman HS.
Percobaan Seria oleh: Suman HS.
Kasih Tak Terlerai oleh: Suman HS.

Novel à Berasal dari Italia yaitu novella 'berita' . Bentuk prosa baru yang melukiskan sebagian kehidupan pelaku utamanya yang terpenting, paling menarik, dan yang mengandung konflik. Konflik atau pergulatan jiwa tersebut mengakibatkan perobahan nasib pelaku. lika roman condong pada idealisme, novel pada realisme. Biasanya novel lebih pendek daripada roman dan lebih panjang dari cerpen.
Contoh:
Ave Maria oleh: Idrus
Keluarga Gerilya oleh: Pramoedya Ananta Toer.
Perburuan oleh: Pramoedya Ananta Toer.
Ziarah oleh: Iwan Simatupang.
Surabaya oleh: Idrus

Cerpen à Cerpen Bentuk prosa baru yang menceritakam sebagian kecil dari kehidupan pelakunya yang terpenting dan paling menarik. Di dalam cerpen boleh ada konflik atau pertikaian, akan telapi hat itu tidak menyebabkan perubahannasib pelakunya. Contoh:
Radio Masyarakat oleh : Rosihan anwar
Bola Lampu oleh : Asrul Sani
Teman Duduk oleh : Moh. Kosim
Wajah yang Bembah oleh : Trisno Sumarjo
Robohnya Surau Kami oleh : A.A. Navis

Biografi à Bentuk prosa yang menceritakan riwayat hidup seseorang. Biografi yang menceritakan kehidupan pengarangnya sendiri disebut autobiografi. Contoh:
Hikayat Abdullah oleh: Abdullah bin Abdul kadir Munsi.
Pengalaman Masa Kecil oleh: Nur St Iskandar.

Drama à (Yunani: drama 'Tindakan, perbuatan'); karya sastra yang ditulis untuk dipanggungkan, dan bercorak dramatik. Sebuah drama terbagi atas beberapa bagian yang disebut babak dan babak dibagi atas beberapa adegan.Diawali oleh prolog, yaitu kata pendahuluan yang menarik perhatian penonton ke dalam suasana yang dikehendaki, dan diakhiri oleh epilog, yakni kata-kata yang mengandung iktisarseluruh cerita. Sedang percakapan antara dua pelaku disebut dialog. Contoh:
Nyai Dasimah oleh: Rustandi
Bebasari oleh: Rustam Effendi
Kertajaya oleh: Sanusi Pane
Lukisan Masa oleh: Armijn Pane
Manusia Baru oleh: Sanusi Pane
Sandyangkalaning Majapahit oleh Sanusi Pane
Ken Arok Ken Dedes oleh: Mohamad Yamin
Sedih dan Gembira oleh:Usmar Ismail
Taufan Atas Asia oleh: El Hakim
Bulan Bujur Sangkar oleh: Iwan Simatupang


Semoga bermanfaat.....

KALIMAT AKTIF DAN KALIMAT PASIF

Kalimat Aktif
Kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya menyatakan suatu tindakan/perbuatan.

Macam-Macam Kalimat Aktif:
Kalimat Aktif Transitif
Adalah kalimat aktif yang predikatnya diikuti oleh nomina yang berfungsi sebagai objek. (lihat pembahasan mengenai ketransitifan verba)
Contoh:
(1) Nenek membelikan adik baju baru.
(2) Kakek membawa buku


Kalimat Aktif Intransitif
Adalah kalimat aktif yang predikatnya tidak diikuti oleh nomina yang berfungsi sebagai objek.
Contoh:
(1) Adik sedang bermain bola di taman
(2) Kakak sedang makan nasi goreng.

Dari contoh-contoh di atas dapat diketahui bahwa predikat dalam kalimat aktif dapat berupa imbuhan /meng-/ , /ber-/ dan kata kerja aus yaitu kata kerja yang tidak perlu mendapatkan imbuhan.

Kalimat Pasif
Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai tindakan/ perbuatan.
Contoh:
(1) Adik dibelikan (oleh) Nenek baju baru
(2) Buku dibawa (oleh) kakek.
(3) Mobilnya kejatuhan buah kelapa.
(4) Kaki orang itu tertimpa balok kayu.


Kaidah penempatan subjek dalam kalimat pasif
Kata ganti orang pertama dan kedua diletakkan sebelum predikat.
Contoh:
(1) Buku itu saya beli di Jakarta.
(2) Telah kupinjam baju kakak
(3) Akan kami selesaikan masalah itu dengan bijaksana.
(4) Kita laksanakan tugas itu dengan sungguh-sungguh.
(5) Mengapa kau ambil barang itu?
(6) Anda kerjakan tugas itu sekarang juga!
(7) Apakah Saudara bawa buku itu?
(8) Sebaiknya kalian dengarkan penjelasan orang itu terlebih dahulu.


Kata ganti orang ketiga diletakkan sesudah predikat.
Contoh:
(9) Buku itu telah diambilnya.
(10) Benda itu akan dibawa (oleh) beliau.
(11) Sepeda baru adik dipinjam (oleh) kakak.
(12) Soal yang sulit itu telah dikerjakan oleh mereka


Semoga bermanfaat....

KALIMAT LANGSUNG DAN KALIMAT TAK LANGSUNG


 KALIMAT LANGSUNG adalah kalimat yang secara cermat menirukan ucapan atau ujaran orang lain, baik dalam bentuk lisan maupun tulisan. Bentuk dari kalimat langsung dapat berupa kalimat berita, kalimat tanya, kalimat perintah, ataupun kalimat seru.

KALIMAT TAK LANGSUNG adalah kalimat yang melaporkan atau memberitahukan ucapan/ujaran orang lain. Bentuk dari kalimat tidak langsung hanya berupa kalimat berita.

PERBEDAAN KALIMAT LANGSUNG DAN KALIMAT TAK LANGSUNG

Kalimat Langsung
Kalimat Tak Langsung
1. Bertanda kutip (“…”)
1. Tidak bertanda kutip.
2. Intonasi bagian yang dikutip lebih tinggi dibandingkan yang tidak.
2. Intonasi mendatar dan menurun.
3. Kata ganti pada kalimat yang dikutip tidak mengalami perubahan.
3. Kata ganti pada kalimat yang dikutip mengalami perubahan.
4. Susunannya tetap, tidak berkata tugas.
4. Berkata tugas, seperti bahwa, sebab, untuk, supaya, dll.
5. Kalimat langsung berbentuk kalimat berita, kalimat tanya, kalimat perintah, dan kalimat seru.
5. Kalimat tak langsung hanya berupa kalimat berita.

PENGGUNAAN KATA GANTI (PRONOMINA) PADA KALIMAT LANGSUNG DAN KALIMAT TAK LANGSUNG

Kalimat Langsung
Kalimat Tak Langsung
kamu
saya, aku
engkau
saya, aku
aku, saya
dia, ia
-ku
-nya
kita
mereka
kami
kami
mereka
mereka
Effendy dan Feli
mereka
Effendy
Effendy, dia, ia, -nya
Feli
Feli, dia, ia, -nya

PENGGUNAAN KATA TUGAS PADA KALIMAT LANGSUNG DAN KALIMAT TAK LANGSUNG

Kalimat Langsung
Kalimat Tak Langsung
siapa
tentang nama / pelaku
apa (-kah)
tentang sesuatu / benda
kapan, bilamana
waktu
di mana, ke mana, dari mana
tempat
mengapa
sebab
berapa, ke berapa
jumlah, urutan
mana
pilihan
bagaimana
cara
jangan
untuk tidak
-lah
untuk / supaya / agar
berupa kalimat berita
bahwa

TATA CARA PENULISAN KALIMAT LANGSUNG

1.   Kalimat langsung ditulis di antara tanda kutip (“…”).
2.   Huruf pertama pada petikan langsung ditulis dengan menggunakan huruf kapital.
3.   Tanda kutip penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan langsung.
4.   Bagian pengiring dan bagian petikan langsung dipisah dengan tanda baca koma (,).
5.   Jika di dalam petikan langsung menggunakan kata sapaan, maka sebelum kata sapaan diberi tanda baca koma (,) dan huruf pertama kata sapaan menggunakan huruf kapital.
6.   Kalimat langsung yang berupa dialog berurutan, wajib menggunakan tanda baca titik dua (:) di depan kalimat langsung.


Semoga bermanfaat....

Kata Berimbuhan (Afiksasi)

Dalam tata bahasa tradisional afiks disebut imbuhan, yaitu morfem terikat yang dapat mengubah makna gramatikal suatu bentuk dasar. Misalnya me- dan -kan, di- dan -kan, yang dapat mengubah arti gramatikal seperti arsip menjadi mengarsipkan, diarsipkan. Proses penambahan afiks pada sebuah bentuk dasar atau kata dasar imiah yang disebut afiksasi.

Afiks yang terletak di awal bentuk kata dasar. seperti ber-, di-; ke-, me-, se-, pe-, per-, ter-, pre-, swa-adalah prefiks atau awalan. Yang disisipkan di dalam sebuah kata dasar, seperfi -em, -er-, -el-, disebut infiks atau sisipan. Yang terletak di akhir kata dasar, seperti -i -an, -kan, -isme, -isasi, -is, -if dan lain-lain dinamakan sufiks atau akhiran.

Gabungan prefiks dan sufiks yang membenluk satu kesatuan dan bergabung dengan kata dasarnya secara serentak seperti:
ke-an pada kata keadilan, kejujuran, kenakalan, keberhasilan, kesekretarisan, pe-an seperti pada kata pemberhentian, pendahuluan, penggunaan, penyatuan, dan per-an sebagaimana dalam kata pertukangan, persamaan, perhentian, persatuan dinamakan konfiks.
Ingat, karena konfiks sudah membentuk satu kesaman, maka harus tetap dihitung satu morfem. Jadi kata pemberhentian dihitung tiga morfem, bukan empat, Bentuk dasarnya henti, satu morfem, mendapat prefiks ber-, satu morfem, dan mendapat konfiks pe-an yang juga dihitung satu morfem, maka semuanya tiga morfem.

Fungsi dan Arti Afiks

1. Prefiks me-, berfungsi membentuk kata kerja atau verba. Prefiks ini mengandung arti struktural.
a. 'melakukan tindakan seperti tersebut dalam kata dasar' contoh:
menari, melompat, mengarsip, menanam, menulis, mencatat.
2. 'membuat jadi atau menjadi' contoh :
menggulai, menyatai, menjelas, meninggi, menurun, menghijau, menua
3. mengerjakan dengan alat' contoh :
mengetik, membajak, mengail mengunci, mengetam
4. berbuat seperti atau dalam keadaan sebagai' contoh: membujang, menjanda, membabi buta
5. mencari atau mengumpulkan' contoh :
mendamar, merotan.
6. dll.

2. Prefiks ber, berfungsi membentuk kata kerja (biasanya dari kata benda, kata sifat, dan kata kerja sendiri)
Prefiks ini mengandung arti :
a. 'mempunyai' contoh :
bernama, beristri, beruang, berjanggut
3. 'memakai' contoh :
berbaju biru, berdasi, berbusana.
4. melakukan tindakan untuk diri sendiri (refleksif)' contoh : berhias, bercukur, bersolek
5. 'berada dalam keadaan' contoh :
bersenang-senang, bermalas-malas, berpesta-ria, berleha-leha.
6. 'saling', atau 'timbal-balik' (resiprok) contoh :
bergelut, bertinju bersalaman, berbalasan.
7. dll.

3. Prefiks pe-, berfungsi membentuk kata benda.(dan kata kerja, kata sifat, dan kata bendasendiri). Prefiks ini mendukung makna gramatikal :
a. 'pelaku tindakan seperti tersebut dalam kata dasar contoh : penguji, pemisah, pemirsa,
penerjemah, penggubah, pengubah, penatar, penyuruh, penambang.
4. 'alat untuk me...' contoh :
perekat, pengukur, penghadang, penggaris
5. 'orang yang gemar' contoh :
penjudi, pemabuk, peminum, pencuri pecandu, pemadat.
6. 'orang yang di ...' contoh :
petatar, pesuruh.
7. 'alat untuk ...' contoh :
perasa, penglihat, penggali.
8. dll.

4. Prefiks per-, berfungsi membentuk kata kerja imperatif. Mengandung arti :
a. 'membuat jadi' (kausatif) contoh: perbudak, perhamba, pertuan.
5. 'membuat Iebih' contoh. pertajam, perkecil, perbesar, perkuat
6. `menbagi jadi' contoh: pertiga, persembilan dll.

5. Prefiks di-, berfungsi membentuk kata kerja, dan menyatakan makna pasif, contoh:
diambil, diketik, ditulis, dijemput, dikelola.

6. Prefiks ter-, berfungsi membentuk kata kerja (pasif) atau kata sifat. Arti yang dimiliki antara lain ialah :
a. ' dalam keadaan di ' contoh :
terkunci, terikat, tertutup, terpendam, tertumpuk, terlambat.
7. ' dikenai tindakan secara tak sengaja ', contoh :
tertinju, terbawa, terpukul.
8. ' dapat di- ', contoh :
terangkat, termakan, tertampung.
9. ' paling (superlatif) ', contoh :
terbaik, terjauh, terkuat, termahal, terburuk.
10.dll.

7. Prefiks ke-, berfungsi membentuk kata bilangan tingkat dan kata bilangan kumpulan, kata benda, dan kata kerja.
Sebagai pembentuk kata benda, prefiks ke- bermakna gramatikal 'yang di ... i', atau 'yang di ...kan', seperti pada kata kekasih dan ketua.

8. Sufiks -an, berfungsi membentuk kata benda.
Prefiks ini mengandung arti :
a. ' hasil ' atau ' akibat dari me- ' contoh :
tulisan, ketikan, catatan, pukulan, hukuman, buatan,tinjauan, masukan.
9. ' alat untuk melakukan pekerjaan ' contoh :
timbangan, gilingan, gantungan.
10.' setiap ' contoh :
harian, bulanan, tahunan, mingguan.
11.' kumpulan ', atau ' seperti ', atau ' banyak ' contoh :
lautan, durian, rambutan.
12.dll.

9. Konfiks ke-an, berfungsi membentuk kata benda abstrak, kata sifat, dan kata kerja pasif. Konfiks ini bermakna :
a. ' hal tentang ' contoh :
kesusastraan, kehutanan, keadilan, kemanusiaan, kemasyarakatan, ketidakmampuan,
kelaziman.
10.' yang di...i ' contoh :
kegemaran ' yang digemari ', kesukaan ' yang disukai ', kecintaan ' yang dicintai '..
11.' kena ', atau ' terkena ' contoh :
kecopetan, kejatuhan, kehujanan, kebanjiran, kecolongan.
12.' terlalu 'contoh :
kebesaran, kekecilan, kelonggaran, ketakutan.
13.' seperti ' contoh :
kekanak-kanakan, kemerah-merahan.
14.dll.

10.Konfiks pe-an, berfungsi membentuk kata benda. Arfi konfiks ini di antaranya ialah :

a. ' proses ' contoh :
pemeriksaan ' proses memeriksa ',
penyesuaian ' proses menyesuaikan ',
pelebaran ' proses melebarkan '.
11.' apa yang di- ' contoh :
pengetahuan ' apa yang diketahui ',
pengalaman ' apa yang dialami ' ,
pendapatan ' apa yang didapat '
12.dll.

11.Konfiks per-an, befungsi membentuk kata benda. Arti konfiks ini ialah :
a. ' perihal ber- ' contoh :
persahabatan ' perihal bersahabat ',
perdagangan ' perihal berdagang ',
perkebunan ' perihal berkebun ',
pertemuan ' perihal bertemu '.
12.' tempat untuk ber- ' contoh :
perhentian, perburuan persimpangan, pertapaan.
13.' apa yang di ' contoh :
pertanyaan, perkataan.
14.dll.

Afiks Produktif dan Afiks Improduktif
Afiks produktif ialah afiks yang mampu menghasilkan terus dan dapat digunakan secara teratur membentuk unsur-unsur baru. Yang termasuk afiks produktif ialah :
me-, di-, pe-, ber-, -an, -i, pe-an, per- an, dan ke-an.
Sedangkan yang termasuk afiks improduktif ialah :
sisipan -el-, -em-, er-, atau akhiran -wati,

Afiks Serapan
Untuk memperkaya khazanah bahasa Indonesia, kita menyerap unsur-unsur dari bahasa daerah dan bahasa asing. Conloh afiks serapan :
1. dwi- :
dwlingga, dwipurwa, dwiwarna, dwipihak, dwifungsi.
2. pra- :
praduga, prasangka, prasejarah, prasarana, prakiraan, prasaran, prabakti, prasetia, prawacana,
prakata.
3. swa- :
swalayan. swadesi, swasembada, swapraja, swatantra, swadaya, swasta.
4. awa- :
awamang, awagas, awabau, awaracun, awalengas.
5. a-, ab- :
asusila, amoral, ateis, abnormal.
6. anti- :
antipati, antiklimaks, antitoksin, antihama, antiseptik
7. homo- :
homogen, homoseks, homofon, homonim, homograf, homorgan.
8. auto- : autodidak, autokrasi, autobiografi, automobil, autonomi.
9. hipo- :
Hiponim,hipotesis, hipokrit, hipovitaminosis.
10.poli- :
polisemi, poligami, poliandri, polisilabis, poliklinik
11.sin- :
sintesis, sinonim, sintaksis, sinkronis, simpati, simposium
12.tele- :
telepon, telegraf, telegram, telepati, teleskop, teleks.
13.trans- :
transaksi, transisi, transportasi, transkripsi, transmisi, transliterasi, transfirmasi,
transmigrasi,transfer, transitif.
14.inter- :
interaksi, interelasi, interupsi, internasional, intersuler, intermeso, interlokal, dan lain - lain.
15.isasi- :
modernisasi, tabletisasi, pompanisasi, kuningisasi, dan lain-lain




 
Copyright © 2014 Kumpulan Materi Pelajaran. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Template by Creating Website and CB Blogger